Mengenal Gaya Arsitektur Jengki di Indonesia
Indonesia punya Arsitektur khasnya sendiri ga sih? Ada dong Indonesia punya gaya khasnya sendiri yaitu Jengki.
AKU KASI TAU KAMU
3/24/20253 min read


Sejarah Arsitektur Jengki
Indonesia memiliki gaya arsitektur yang khas dan unik, yang dikenal dengan sebutan arsitektur Jengki. Arsitektur Jengki merupakan salah satu bentuk gaya arsitektur yang sepenuhnya berasal dari Indonesia, yang menggabungkan ciri khas lokal dengan elemen-elemen desain yang berbeda dari gaya arsitektur yang ada sebelumnya. Gaya ini mulai berkembang pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an, khususnya ketika banyak karya-karya arsitek dari tanah air mulai bermunculan, menciptakan tren baru dalam dunia arsitektur Indonesia. Perkembangan ini terjadi pada masa setelah Indonesia merdeka, ketika arsitek-arsitek berkebangsaan Belanda yang sebelumnya mendominasi dunia desain di Indonesia, meninggalkan tanah air. Kepergian mereka membuka ruang bagi para arsitek Indonesia untuk menciptakan gaya arsitektur yang lebih mencerminkan identitas dan karakter bangsa. Secara umum, arsitektur Jengki masuk ke dalam kategori Arsitektur Post Modern, yang dikenal dengan bentuk-bentuk inovatif dan tidak terikat pada aturan atau pola desain yang kaku, melainkan lebih bebas dan ekspresif, mencerminkan semangat kebebasan pasca-kemerdekaan Indonesia.
Karakteristik Interior
Interior dari gaya arsitektur jengki pada umumnya dirancang dengan konsep yang lebih terbuka, memberikan kesan luas dan mengalir antar ruangan. Artinya, tidak terdapat batasan yang kaku atau sekat permanen yang membatasi secara tegas antara satu ruangan dengan ruangan lainnya, sehingga menciptakan suasana yang lebih fleksibel dan nyaman bagi penghuni. Selain itu, penggunaan material seperti besi dan kayu asli yang berasal dari Indonesia menjadi salah satu ciri khas utama dalam gaya arsitektur ini, mencerminkan keunikan serta karakter kuat dari material lokal yang tahan lama dan estetis. Tak hanya itu, untuk semakin memperkuat identitas gaya jengki, sering kali digunakan material tambahan lainnya, seperti rotan yang menghadirkan nuansa alami dan hangat, serta karet yang memberikan fleksibilitas serta daya tahan yang baik dalam berbagai elemen desain interior maupun eksterior bangunan.
Karakteristik Dinding
Bangunan yang mengusung gaya arsitektur jengki memiliki ciri khas yang unik, salah satunya terlihat pada desain bagian dindingnya yang dibuat dengan kemiringan tertentu sehingga membentuk geometri segi lima apabila dilihat dari tampak bangunan secara keseluruhan. Kemiringan dinding ini bukan sekadar elemen struktural yang berfungsi untuk mendukung kekuatan bangunan, melainkan lebih ditujukan untuk menciptakan nilai estetika yang khas dan berbeda dari gaya arsitektur lainnya. Dengan adanya dinding miring ini, bangunan bergaya jengki tampil lebih dinamis, tidak monoton, serta memberikan kesan visual yang menarik dan futuristik pada masanya.
Karakteristik Atap
Bagian atap pada bangunan yang mengusung gaya arsitektur jengki memiliki bentuk khas yang menyerupai pelana dan perisai, menjadikannya berbeda secara visual dibandingkan dengan rumah tinggal pada umumnya yang cenderung menggunakan bentuk atap yang lebih sederhana dan konvensional. Dengan kata lain, gaya arsitektur jengki menampilkan variasi ketinggian atap yang tidak seragam, menciptakan siluet bangunan yang lebih dinamis dan ekspresif. Selain itu, salah satu elemen penting yang turut melengkapi desain atap dalam gaya ini adalah adanya lubang angin yang dirancang secara khusus untuk berfungsi sebagai sistem ventilasi alami. Kehadiran lubang angin ini memungkinkan sirkulasi udara di dalam rumah tetap optimal, sehingga menciptakan lingkungan interior yang lebih nyaman dan sejuk meskipun kondisi cuaca di luar sedang panas atau terik. Dengan demikian, sistem ventilasi yang diterapkan pada atap gaya jengki tidak hanya berperan dalam aspek fungsional untuk menjaga kenyamanan termal penghuni, tetapi juga menjadi bagian dari estetika arsitektur yang memperkuat karakter unik dari gaya ini.
Karakteristik Portico
Dalam rumah bergaya arsitektur jengki, biasanya terdapat elemen khas berupa portico, yaitu sebuah serambi beratap yang terletak di area pintu masuk rumah dan didukung oleh sejumlah tiang sebagai penopangnya. Keberadaan portico ini tidak hanya berfungsi sebagai elemen pelindung dari panas matahari dan hujan, tetapi juga memberikan kesan megah serta menjadi bagian dari estetika fasad bangunan. Pada masa keemasan arsitektur jengki, desain beranda rumah dirancang dengan ukuran yang cukup luas dan dibuat selaras dengan teras utama, sehingga menciptakan ruang terbuka yang nyaman dan memungkinkan pemilik rumah untuk menerima tamu dengan lebih leluasa di area luar sebelum memasuki bagian dalam rumah. Selain itu, untuk menghindari kesan monoton yang sering ditemukan dalam arsitektur Eropa yang cenderung kaku dan simetris, atap beranda rumah jengki didesain dengan dominasi bentuk melengkung. Bentuk melengkung ini tidak hanya memberikan sentuhan visual yang lebih dinamis dan menarik, tetapi juga mencerminkan semangat kebebasan dan ekspresi yang menjadi salah satu ciri khas utama dari gaya arsitektur jengki.
[Sumber: binus.ac.id]





